Thursday 27 August 2015

Interpretasi Radiografi


1. a). Tampilkan salah satu Ronsen Foto (Radiografi Periapikal) gigi Molar Bawah dalam keadaan normal.
b). Jelaskan Gambaran radiografi dari struktur gigi dan jaringan pendukungnya dalam keadaan normal (sesuai gambar 1 a)

Jawab : a).



b).  A. Email
    B. Dentin
C. CEJ
D. Ruang Pulpa
E. Saluran Akar
F. Apeks
G. Periodontal
H. Sementum
 I. Tulang Alveolar 





2. a). Tampilkan salah satu hasil foto panoramik
b). Jelaskan Interpretasi Radiografi dari semua struktur yang terlihat pada foto tersebut.

Jawab : a).  

b).
1. Kondil
2. Proc. Koronoideus
3. Septum nasal
4. Foramen insisivus
5. Sinus maksila
6. Bayangan tulang hyoid
7. Fossa mandibula
8. Eminensia artikularis
9. Arkus zigomatikus
10. Kanalis mandibula
11. Linea oblique eksterna
12. Sudut gonial
13. Fossa nasalis
14. Dasar sinus maksilaris
15. Dinding anterior sinus maksilaris
16. Palatum durum
17. Orbita
18. Foramen mentale
19. Gigi impaksi
20. Tuberositas maksilaris
21. Retromolar pad


3. Jelaskan teknik foto Radiografi Periapikal.
Jawab : Ada dua teknik dalam pengambilan radiografi periapikal yaitu teknik paralel dan bisecting. Secara prosesnya hampir sama, perbedaannya kalau paralel menggunakan film holder sedangkan bisecting dapat digunakan tanpa film holder. Teknik foto ronsen periapikal secara umum adalah sebagai berikut :
- Jelaskan pada pasien tentang cara kerja pada waktu pengambilan foto. 
- Pasien diinstruksikan untuk menanggalkan segala yang menyebabkan gambaran radiopak pada radiogram, misalnya : gigi palsu, plat orto, kacamata, jepit rambut, anting.
- Instruksikan dan bantu pasien menggunakan apron.
- Perhatikan posisi pasien, letakkan kepala pasien pada tempat yang benar di sandaran kepala dan dental unit dan instruksikan untuk tidak menggerakkan kepalanya.
- Letakkan film pada gigi yang akan dibuat radiograf. Kemudian ajarkan pada penderita bagaimana memegang film tersebut dalam mulut.
- Arahkan cone pada gigi yang akan dibuat radiograf dengan sudut yang sudah diatur dengan benar
- Atur waktu paparan dan nyalakan waktu tanda radiasi. Operator berdiri 3 meter di belakang tabung atau di belakang pelindung yang dilapisi timah hitam sebesar 2 mm
- Instruksikan pasien untuk tidak menggerakkan kepala, kemudian tekan tombol switch
- Setelah selesai dilakukan pemajanan, bersihkan film dari saliva
- Lakukan pemrosesan : developing – rinsing – fixing – washing, kemudian lakukan pengeringan.

4. Jelaskan teknik Radiografi Shift.
Jawab : Teknik foto Radiografi Shift/ tube shift technique atau yang biasa juga disebut buccal object (teknik pergeseran tabung)  adalah sebagai berikut :
- Jelaskan pada pasien tentang cara kerja pada waktu pengambilan foto. 
- Pasien diinstruksikan untuk menanggalkan segala yang menyebabkan gambaran radiopak pada radiogram, misalnya : gigi palsu, plat orto, kacamata, jepit rambut, anting.
- Instruksikan dan bantu pasien menggunakan apron.
- Perhatikan posisi pasien, letakkan kepala pasien pada tempat yang benar di sandaran kepala dan dental unit dan instruksikan untuk tidak menggerakkan kepalanya.
- Lakukan pemotretan dengan sudut vertikal dan horizontal yang sesuai (cone lurus). Kemudian dilakukan pemotretan dengan mengubah sudut cone lebih mengarah ke distal (Horisontal Angulation) ataul ebih mengarah ke atas (Vertikal Angulation)
- Apabila objek bergerak searah pergeseran cone maka objek berada di lingual, sebaliknya apabila objek bergerak berlawanan arah dengan pergeseran cone maka objek berada di bukal, dan bila ternyata objek tidak bergerak maka objek terletak pada bidang vertikal yang sama dengan objek referensi.
5. Jelaskan interpretasi Radiografi dari kelainan-kelainan sebagai berikut :
a. Abses Periapikal
Jawab : Pada pemerikasaan rontgen akan tampak gambaran radiolusen pada daerah periapikal dan berbatas tidak jelas. 




b. Kista Periapikal
Jawab : Dalam pemeriksaan rontgen akan terlihat daerah bulat radiolusen pada periapikal berbatas jelas dengan garis yang gelap dan radiopak.





c. Granuloma
Jawab : Tampak gambaran radiolusen dengan batas tepi yang kadang terlihat jelas pada periapikal.  



                                           







d. Periodontitis
Jawab : Tampak radiolusen di ligamentum periodontal Atau tampak penebalan ligamentum periodontal.






e. Abses Periodontal
Jawab : Pada pemerikasaan rontgen akan tampak gambaran radiolusen pada daerah periodontal gigi dan berbatas tidak jelas.






f. Ameoblastoma
Jawab : Pada pemeriksaan rontgen tampak radiolusen dalam tulang dengan ukuran bervariasi kadang single atau multilokuler (soap bubble appearance), bisa terdapat resorpsi akar pada gigi yang bersangkutan.



g. Kista Dentigeros
Jawab : Pada pemeriksaan rontgen tampak daerah bulat radiolusen berbatas jelas pada mahkota gigi biasanya terdapat pada gigi molah ketiga bawah. 



DAFTAR PUSTAKA

1. Gunawan M. Radiografi. Intra Oral. Jakarta : EGC, 2013.
2. Radiografi Dental. Available from : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40227/4/Chapter%20II.pdf . di akses tanggal 29 Mei 2015.
3. Boel, T. 2009, Dental Radiologi: Prinsip dan Teknik, USU Press, Medan.




Wednesday 26 August 2015

TUTORIAL STOMATOGNATI 2 ORAL SURGERY

    1.     Definisi Gigi Terbenam/Impaksi :
-        gigi yang  tidak memiliki kekuatan untuk erupsi atau gigi yang terletak dibawah mukosa.
-        Situasi gigi yang terletak sedemikin rupa sehingga tidak bisa berupsi normal
-        Gigi yang erupsinya terhalang oleh gigi tetangganya, tulang sekitarnya  atau jaringan patologis dimn gigi letaknya tidak normal pada lengkung gigi normal.
-        Keadaaan jika suatu gigi terhalang erupsi untuk mencapai kedudukan yang normal dimana impaksi dapat berupa gigi yang tumbuhnya terhalang sebagian atau seluruhnya oleh gigi tetangga, tulang, atau jaringan lunak sekitarnya.

     2.     Frekuensi Gigi Terbenam :
-        Molar ketiga RB (Paling Banyak)
-        Molar ketiga RA
-        Caninus RA
-        Premolar RB
-        Caninus RB
-        Premolar RA
-        Incisivus Centralis RA
-        Incisivus Lateralis RA




     3.     Klasifikasi Gigi Impaksi :
-        Menurut Pell dn Gregory
A.    Berdasarkan Jarak tepi anterior ramus mandibula
1.     Klas I : Jarak Molar kedua ke tepi anterior ramus > dari mesio distal mahkota gigi impaksi.
2.     Klas II : Jarak Molar kedua ke tepi anterior ramus < dari mesiodistal mahkota gigi impksi
3.     Klas III : Tidak ada ruang ntara Molar kedua ke tepi anterior ramus, sehingga gigi tertanam di ramus.

B.    Berdasarkan Kedalaman Gigi Impaksi
1.     Klas A : Permukan oklusal gigi impaksi sejajar / sedikit rendah dari permukaan Molar kedua.
2.     Klas B : Permukaan oklusal gigi impaksi berada ditengah-tengah mhkota Molar kedua atau sejajar garis servikal.
3.     Klas C : Permukaan oklusal gigi impaksi berada dibawah servikal Molar kedua.

-        Menurut Winter
Berdasarkan Posisi Molar ketiga terhadap Molar kedua :
Vertikal, Horizontal, Inverted, Mesio-angular, Disto-angular, Buko-angular, Linguo-angular, unusual position.




-        Menurut Thoma ( Berdasarkan kurvatur akar gigi Impaksi )
a.      Akar gigi impaksi lurus
b.     Akar Melengkung pada sebuah posisi distal
c.      Akar melengkung secara mesial

-        Menurut Killey dan Kay :
a. Gigi Erupsi
b.  Gigi Erupsi sebagian
c. Gigi tidak erupsi

         4.             Tanda dan gejala Klinis :
-  Inflamasi
- Resorbsi gigi tetangga
- Kista
- Rasa sakit disekitar gusi
- Fraktur rahang
- Bau mulut akiba infeksi
-Rasa sakit kepala, telingan dan leher
- Pembengakakn sekitar rahang
- Kemerahan pada gusi
- Rasa tidak nyaman ketika mengunyah sesuatu.

5.          Prosedur penegakkan diagnosa
-        Pemeriksaan Subjektif :
Wanita usia 21 tahun
Sakit pada gigi belakang kanan bawah
Sakit kepala yang dirasakan  hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu
-        Pemeriksaan Objektif
Ekstra Oral :
Intra Oral : -gigi 48 tidak erupsi dan  Gusi sekitr gigi 48 mengalami peradangan
-        Pemeriksaan Penunjang
-        Radiografi : panoramic dan periapikal

Diagnosis : Gigi Impaksi
Pemeriksaan Intra Oral


6.             Etiologi gigi impaksi
·       Menurut teori Mendel :
-        Jaringan sekitar gigi yang terlalu padat
-        Persistensi gigi sulung
-        Tanggalnya gigi sulung yang terlalu cepat
-        Tidak adanya tempat bagi gigi untuk erupsi
-        Rahang terlalu sempit oleh karena pertumbuhan tulang rahang yang kurang.

·       Menurut Bishara :
-        Faktor Primer : Trauma pada gigi sulung, Benih gigi mengalami rotasi, Tanggal premature gigi sulung.
-        Faktor Sekunder : Keainan endokrin, defisiensi Vitamin D dan febrile disease.

·       Menurut Berger :
1.     Causa Lokal
-        Abnormalitas posisi gigi
-        Tekanan dari gigi tetangga
-        Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut
-        Kurangnya tempat untuk gigi bererupsi
-        Gigi decidui persistensi
-        Pencabutan prematur gigi decidui
2.     Causa Umur
-        Causa prenatal à keturunan dan misconseption
-        Causa post natal à TBC, Anemia, Sifilis,  dll
-        Kelainan Pertumbuhan à Oxycephli, Progeria, Achondroplasia.

1.     Kekurangan ruang
2.     Kista
3.     Gigi supernumery
4.     Retensi gigi sulung
5.     Gigi impaksi
6.     Trauma
7.     Anomali
8.     Kondisis sistemik

7.          Patomekanisme :
Terjadi kronologi pertumbuhan Molar ketiga :
-        Tahap inisiasi terjadi pada umur 3,5 – 4 tahun, dimana tahap inisasi addalah permulaan kuntum gigi dari jaringan epitel mulut
-        Kalsifikasi, terjadinya pada umur 8-10 tahun
-        Tahap erupsi pada umur 17-21 tahun
-        Pembentukan akar selesai pada umur 18-25 tahun






8.          Penyebab Rasa sakit kepala pada kasus :
-        Merupakan tanda / symptom dari trigeminal neuralgia yang merupakn nervus -pada otot pengunyahan.
-        Gigi menekan N.Alveolaris inferior pada canalis mandibula. Nervus ini melalui permukaan medial M.Pterygoideusinernius dari areri maxillaries interna.

9.          Faktor-faktor yang diperhatikan sebelum perawatan :
-        Hubungan dari gigi tetangga terhadpa gigi impaksi
-        Klasifikasi gigi Impaksi
-        Hubungan antara gigi impaksi dengan canalis mandibula
-        Hubungan antara gigi impaksi dengan sinus maksillaris
-        Cara pengambilan gigi impaksi
-        Keadaan gigi
-        Pemilihan instrument

10.       Indikasi dan Kontraindikasi :
Indikasi :
-        Karies
-        Penyakit Periodontal
-        Resorbsi eksternl dan internal
-        Kista dan tumor odontogenik
-        Rasa Sakit
-        Mendukung penanganan ortodontik
-        Fraktur mandibula
-        Gigi RA dan RB dengan morfologi akar yang tidak biasa
-        Hipersementosis
-        Gigi ankilosis
-        Gigi Impaksi dan semi impaksi
-        Usia periode emas  dan sebelum mineralisasi tulang (15-25thn)
-        Bila terdapt infeksi
-        Trdapat keluhan rasa sakit
-        Gigi impaksi mendesak molar kedua
Kontraindikasi :
-         Usia yang ekstrim
-        Status Kesehatan yang berbahaya
-        Pasien tidak mau dicabut giginya
-        Kemungknana kerusakan pada struktur penting sekitarnya
-        Kemampuan pasien terganggu untuk menghadapi pembedahan, baik fisik maupun mental.
-        Panjang akar tidak mencapai 1/3 atau 2/3
-        Bila tulang menutupi gigi dan tertanam terlalu banyak
-        Bila tulang yang menutupinya sangat terminerlisasi dan padat yaitu pada pasien yang berusia > 26 tahun atau usia lanjut.

11.          Perawatan yang dapat dilakukan
Odontektomi : Tindakan pengeluaran gigi secara bedah, diawali dengan pembutan flapmukoperiosteal, diikuti dengan pengambilan tulang undercut yang menghalangi pengeluaran gigi tersebut.
Prosedur :
-        Anastesi
-        Desain Flap
-        Insisi dan Pembuatan desain Flap
-        Pengambilan tulang yang menutupi gigi imapksi
-        Pemotongan yang terencana
-        Luksasi dan pengambilan gigi impaksi
-        Membersihan sisa folikel
-        Melakukan Suturing
-        Memberi Obat
-        Instruksi Pasca Bedah
-        Kontrol dan buka Jahitan

12.          Faktor Penyulit dalam melakukan perawatan :
-        Kurvatura akar yang abnormal
-        Ankilosis
-        Hypersementosis
-        Dekatnya akar Molar ketiga RA dan Sinus maksillaris
-        Dekatnya akar Molar ketiga RB dan canalis madnibula
-        Gigi Mola ketiga befusi ddengan Molar kedua

13.          Instruksi Pasca bedah :
Menyampaikan kepada pasien
-        Menggunakan obat sesuai yang dianjurkan dalam resep
-        Hindari makanan yang keras
-        Jangan Mengisap-isap daerah sekitar bekas operasi.
-        Fungsi kunyah dikurangi.
-        Lakukan pengompresan pda wajah
-        Jangan minum alcohol
-        Jangan mengunyah permen karet dan merokok
-        Istirahat yang cukup
-        Jangan mengemudi kendaraan saat mengkonsumsi obat analgesic
-        Memberitahukan kondisi yang biasa terjadi seperti rasa sakit, pembengkakan, perdarahan.

14.          Komplikasi
a.      Numbness
Rasa prasthesia yang terjadi karena cederanya nerves Sensorik pada tindakan operasi odontectomi gigi impaksi Molar ketiga rahang bawah sering terjadi.
b.     Trismus
Kesukaraan membuka mulut karena danya radang yang terjadi setelh dilakukan operasi baik kemungkinan akibat trauma maupun factor bakteri.
c.      Fraktur mandibula
Terjadi bilamana operator memaksakan melakukan elevasi gigi dengan kekuatan pada keadaan mandibula yang fragil
d.     Excessive Bleeding
Terjadi akibat tindakan elevasi gigi pada saat operasi, imana letak akar dekat dengan canalis mandibula dengan gerakan elvasi tersebut dapat mencederai arteri vena alveolaris.
e.      Respon Fisiologis Normal
Perdarahan, pembengkakan, rasa nyeri 4-7 hari
f.      Dry soket
Gangguan penyembuhan akibat kombinasi bakteri anaerob dengan saliva.









15.          Dampak Jika gigi impaksi tidak ditangani
-        Akan terjadi inflamasi berupa perikoronitis
-        Resorbsi gigi tetangga
-        Terjadinya kista
-        Adanya rasa sakit, dapat berupa sakit kepala, migraine dan pusing
-        Menganggu fungsi pengunyahan
-        Menganggu dan sebagai penyebab rusaknya gigi didepannya, bisa berupa karies akiat sering terjai food impaction.

16.          Pencegahan terjadinya gigi impaksi
-        Konsumsi Makanan Bernutrisi
-        Menghindari trauma pada gigi sulung
-        Melatih perkembangan otot pengunyahan
-        Memperbesar lengkung rahang secara dini